MAKALAH
“
MASALAH
PENGANGGURAN “
1) Gozali
Rahman P
2) Andri
Affandi
3) Fadillah
Alvein (23113048)
4) Teuku
Rezhaldy
5) Jaka N
6) Yogi
Hanifah R
UNIVERSITAS GUNADARMA
2013
Kami ucapkan
puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi kami kesempatan untuk membuat
dan membahas makalah
tentang “PENGANGGURAN”.
Makalah ini disusun
untuk melengkapi tugas pada mata kuliah Ilmu Sosial Dasar.
Kami menyadari dalam
pembuatan Makalah ini tentu masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan baik
dari segi materi maupun segi penulisannya. kami terbuka atas saran serta kritik
yang bersifat membangun sebagai perbaikan-perbaikan untuk yang akan datang.
Bekasi 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................... i
Kata
Pengantar ................................................................................................. 1
Daftar Isi 2
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 3
A. Latar Belakang ................................................................................... 3
B. Tujuan Penulisan ................................................................................ 4
BAB II PERMASALAHAN ............................................................................ 7
A. Pembahasan......................................................................................... 7
B. Sebab
sebab terjadinya pengangguran................................................. 7
C. Dampak dampak
pengangguran.......................................................... 9
BAB III SOLUSI ............................................................................................. 12
BAB IV KESIMPULAN
DAN SARAN ........................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Selama ini Pemerintah telah berhasil
mengurangi jumlah Pengangguran, Tingkat Pengangguran terbuka sesuai catatan Badan
Pusat Statistik (BPS) Pebruari 2008, turun dari 10.547.917 orang pada Februari
2007 menjadi 9.427.590 orang pada Februari 2008. Namun dengan terjadinya krisis
keuangan Global saat ini, diperkirakan jumlah pengangguran akan meningkat
akibat banyaknya terjadi PHK, para penganggur ini dapat dimanfaatkan oleh
Kelompok tertentu untuk menciptakan instabilitas keamanan, guna mencapai tujuan
mengambil alih Pemerintahan secara Inkonstitusional.
Melemahnya pasar internasional
akibat krisis ekonomi global telah berdampak pada sektor riil Indonesia
terutama industri yang berorientasi ekspor yang banyak menyerap tenaga kerja,
seperti industri garmen, sepatu, elektronik, pertambangan industri kayu, minyak
kelapa sawit mentah (GPO), dan karet. Dewasa ini sektor industri nasional tidak
hanya menghadapi masalah penurunan harga jual dan permintaan, tetapi juga
menghadapi masalah peningkatan biaya bahan baku khususnya impor akibat
merosotnya kurs rupiah, sehingga tidak ada pilihan bagi industri nasional
selain mengurangi volume produksi yang berdampak pada pengurangan tenaga kerja
baik dengan melakukan PHK maupun merumahkan sementara karyawan.
Berdasarkan data yang tercatat di
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi hingga 5 Januari 2009, jumlah karyawan
yang telah di PHK dan rencana untuk di PHK, serta karyawan yang telah
dirumahkan, maupun rencana untuk dirumahkan, cenderung meningkat dibanding
November 2008. Pada 5 Januari 2009 jumlah PHK diseluruh Indonesia tercatat
24.425 orang atau meningkat dari 16.988 orang pada November 2008 dan jumlah
karyawan yang direncanakan terkena PHK 25.577 atau meningat dari 23.927.
Sedangkan jumlah karyawan yang telah dirumahkan sebanyak 11.703 atau meningkat
dan 6.597 dan rencana karyawan yang dirumahkan pada 5 Januari 2009 mencapal 19.391
orang atau meningkat dan 19.091 pada November 2008. Karyawan yang terkena PHK
dan dirumahkan tersebar di beberapa daerah antara lain DKI Jakarta, Banten,
Jawa Barat, Jawa Tengah, Maluku, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Riau,
Sumatera Selatan dll. Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apkindo), Sofyan
Wanandi mengatakan hingga pertengahan 2009 diperkirakan akan terjadi PHK
sekitar 500.000 s.d. 1 juta orang, dan PHK massal akan terjadi mulai Januari
hingga Pebruari 2009. Sektor industri yang paling terkena dampak krisis global
adalah industri padat karya, seperti industri tekstil, sepatu, UKM serta
industri makanan dan minuman. Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dan
industri sepatu sudah mengkalkulasi pengurangan tenaga kerja sekitar 10% dan
total sekitar 2,5 juta pekerja. Rencana PHK juga akan terjadi pada industri
makanan dan minuman, industri elektronik, dan industri otomotif.
Banyaknya PHK ini tentu saja akan
sangat berpengaruh bagi peningkatan terjadinya pengangguran. Mencermati
berbagai fakta tersebut tampak jelas bahwa industri nasional saat ini
dihadapkan pada masalah sepinya order, pembatalan kontrak ekspor, turunnya
harga komoditas, serta persaingan usaha. Sektor manufaktur juga dihadapkan pada
kenaikan harga bahan baku, sulitnya mendapatkan kredit perbankan, dan kenaikan
komponen biaya produksi dll. Bahkan Kondisi sektor riil yang kandungan impornya
tinggi seperti industri baja, otomotif, dan elektronik semakin terjepit akibat
melemahnya kurs rupiah. Ditengah berbagai permasalahan tersebut rencana
pemerintah untuk menambah dana stimulus ekonomi sekitar Rp 16 s.d. 20 tniliun
pada tahun 2009, merupakan langkah positif dalam mengatasi dampak krisis
ekonomi global terhadap PHK.
Jika alokasi dana stimulus ekonomi
tersebut tepat sasaran, tidak hanya mencegah meluasnya PHK tetapi juga dapat
membuka kesempatan kerja baru serta mendorong pertumbuhan ekonomi sesuai yang
ditargetkan. Dilatarbelakangi oleh
permasalah tersebut maka makalah ini disusun untuk mengetahui penyebab
terjadinya pengangguran dan dampak akibat meningkatnya jumlah pengangguran di
Indonesia serta cara mengatasinya.
B. Tujuan Penulisan
Makalah ini ditulis dengan tujuan :
1.
Untuk melengkapi tugas mata kuliah Ilmu Sosial Dasar.
2.
Supaya makalah ini memberi manfaat kepada pembaca untuk memperoleh
tambahan pengetahuan/informasi mengenai masalah masalah pengangguran.
3.
Lebih paham dan mengerti akan masalah masalah menyangkut pengangguran,
baik apa penyebabnya dan bagaimana solusi dan cara mengatasinya.
BAB II
PERMASALAHAN
A. PEMBAHASAN
Sebelum berbicara tentang pengangguran, ada baiknya
kita mengetahui terlebih dahulu apa yang disebut dengan tenaga kerja, angkatan
kerja dan usia pekerja yang ditetapkan di Indonesia. Tenaga kerja yaitu
penduduk dalam usia kerja yang siap melakukan pekerjaan, antara lain mereka
yang sudah bekerja, mereka yang sedang mencari pekerjaan, mereka yang
bersekolah, dan mereka yang mengurus rumah tangga. Angkatan kerja adalah mereka
yang mempunyai pekerjaan, baik sedang bekerja maupun yang sementara tidak
sedang bekerja karena suatu sebab (petani yang menunggu panen,karyawan yang
sedang sakit,dsb). Sedangkan yang dimaksud dengan usia pekerja adalah tingkat
umur seseorang yang diharapkan dapat bekerja dan memperoleh pendapatan. Di
Indonesia kisaran usia kerja adalah antara 10-64 tahun.
Kemudian
yang disebut sebagai pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang
yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua
hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan.
B. SEBAB-SEBAB
TERJADINYA PENGGANGURAN
Masalah pengangguran tentulah tidak muncul begitu saja tanpa suatu sebab. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengganguran secara global adalah sebagai berikut:
1.Besarnya
Angkatan Kerja Tidak Seimbang dengan Kesempatan Kerja
Ketidakseimbangan terjadi apabila jumlah angkatan kerja lebih besar daripada kesempatan kerja yang tersedia. Kondisi sebaliknya sangat jarang terjadi.
Ketidakseimbangan terjadi apabila jumlah angkatan kerja lebih besar daripada kesempatan kerja yang tersedia. Kondisi sebaliknya sangat jarang terjadi.
2. Struktur Lapangan Kerja Tidak Seimbang
3. Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan
penyediaan tenaga terdidik tidak seimbang. Apabila kesempatan kerja jumlahnya
sama atau lebih besar daripada angkatan kerja, pengangguran belum tentu tidak
terjadi. Alasannya, belum tentu terjadi kesesuaian antara tingkat pendidikan
yang dibutuhkan dan yang tersedia. Ketidakseimbangan tersebut mengakibatkan
sebagian tenaga kerja yang ada tidak dapat mengisi kesempatan kerja yang
tersedia.
1. Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Kerja antar daerah
tidak seimbang
Jumlah angkatan kerja disuatu daerah mungkin saja lebih besar dari kesempatan kerja, sedangkan di daerah lainnya dapat terjadi keadaan sebaliknya. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan perpindahan tenaga kerja dari suatu daerah ke daerah lain, bahkan dari suatu negara ke negara lainnya.
Jumlah angkatan kerja disuatu daerah mungkin saja lebih besar dari kesempatan kerja, sedangkan di daerah lainnya dapat terjadi keadaan sebaliknya. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan perpindahan tenaga kerja dari suatu daerah ke daerah lain, bahkan dari suatu negara ke negara lainnya.
2. Budaya pilih-pilih pekerjaan
Pada dasarnya
setiap orang ingin bekerja sesuai dengan latar belakang pendidikan. Dan lagi
ditambah dengan sifat gengsi maka tak heran kebanyakan yang ditemukan di
Indonesia bukan pengangguran terselubung, melainkan pengangguran terbuka yang
didominasi oleh kaum intelektual (berpendidikan tinggi).
3. Pemalas
Selain budaya
memilih-milih pekerjaan,budaya (negatif) lain yang menjamur di Indonesia adalah
budaya malas. Malas mencari pekerjaan sehingga jalan keluar lain yang ditempuh
adalah dengan menyogok untuk mendapatkan pekerjaan.
4. Tidak mau ambil resiko
“Saya bersedia
tidak digaji selama 3 bulan pertama jika diterima bekerja di kantor bapak.
Dengan demikian bapak tidak akan rugi. Jika bapak tidak puas dengan hasil kerja
saya selama 3 bulan tersebut, bapak bisa pecat saya ”. Adakah yang berani
mengambil resiko seperti itu? Saya yakin sedikit sekali. Padahal kalau
dipikir-pikir itu justru menguntungkan si pencari kerja selama 3 bulan tersebut
ia bisa menimba pengalaman sebanyak-banyaknya. Meskipun akhirnya dipecat juga,
toh dia sudah mendapat pengalaman kerja 3 bulan.
Gb. Ribuan orang mencari pekerjaan
C. DAMPAK-DAMPAK PENGANGGURAN
a. Dampak
Pengangguran terhadap Perekonomian suatu Negara
Tujuan akhir pembangunan ekonomi suatu
negara pada dasarnya adalah meningkatkan kemakmuran masyarakat dan pertumbuhan
ekonomi agar stabil dan dalam keadaan naik terus. Jika tingkat pengangguran di
suatu negara relatif tinggi, hal tersebut akan menghambat pencapaian tujuan
pembangunan ekonomi yang telah dicita-citakan. Hal ini terjadi karena
pengganguran berdampak negatif terhadap kegiatan perekonomian, seperti yang
dijelaskan di bawah ini:
§Pengangguran bisa menyebabkan masyarakat tidak dapat
memaksimalkan tingkat kemakmuran yang dicapainya. Hal ini terjadi karena
pengangguran bisa menyebabkan pendapatan nasional riil (nyata) yang dicapai
masyarakat akan lebih rendah daripada pendapatan potensial (pendapatan yang
seharusnya). Oleh karena itu, kemakmuran yang dicapai oleh masyarakat pun akan
lebih rendah.
§ Pengangguran akan menyebabkan pendapatan nasional
yang berasal dari sektor pajak berkurang. Hal ini terjadi karena pengangguran
yang tinggi akan menyebabkan kegiatan perekonomian menurun sehingga pendapatan
masyarakat pun akan menurun. Dengan demikian, pajak yang harus dibayar dari
masyarakat pun akan menurun. Jika penerimaan pajak menurun, dana untuk kegiatan
ekonomi pemerintah juga akan berkurang sehingga kegiatan pembangunan pun akan
terus menurun.
§ Pengangguran tidak menggalakkan pertumbuhan ekonomi.
Adanya pengangguran akan menyebabkan daya beli masyarakat akan berkurang
sehingga permintaan terhadap barang-barang hasil produksi akan berkurang.
Keadaan demikian tidak merangsang kalangan Investor (pengusaha) untuk melakukan
perluasan atau pendirian industri baru. Dengan demikian tingkat investasi
menurun sehingga pertumbuhan ekonomipun tidak akan terpacu.
b. Dampak pengangguran terhadap Individu yang Mengalaminya dan Masyarakat
Berikut ini merupakan dampak negatif pengangguran terhadap individu yang mengalaminya dan terhadap masyarakat pada umumnya:
§ Pengangguran dapat menghilangkan mata pencaharian
§ Pengangguran dapat menghilangkan ketrampilan
§ Pengangguran dapat meningkatkan angka kriminalitas
§ Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan sosial politik.
§ Pengangguran dapat meningkatkan angka kemiskinan
Berikut gambar wawancara
anggota kelompok kami dengan salah seorang penggguran :
Narasumber adalah seorang lulusan
SMK yang berusia 19 tahun, beliau mengaku kesulitan dalam mencari pekerjaan
karena hanya lulusan SMK. Dan beliau berkata bahwa kebanyakan perusahaan
mencari karyawan dari kaum wanita , karena wanita dianggap lebih teliti dan
ulet dalam melakukan tugasnya . sedangkan ketika dia melamar untuk sebagai SPB
atau Penjaga toko, dia berkata upah yang dia dapat tidak sebanding dengan
keringat nya.
Terbukti untuk era modern
tidak hanya cukup lulusan SMA/SMK sebagai bekal mencari pekerjaan, terlebih
sekarang yang dibutuhkan tidak hanya ilmu pengetahuan yang tinggi tetapi skill
yang mumpuni untuk berkerja keras mencari pekerjaan dikota kota besar . dan untuk instansi mereka memasang syarat
“begitu” tinggi untuk sebagian lulusan SMA/SMK.
BAB III
SOLUSI
Cara mengatasi pengangguran yaitu antara lain
dengan:
a.
Wiraswasta
Selama
orang masih tergantung pada upaya mencari kerja di perusahaan tertentu,
pengangguran akan tetap menjadi masalah pelik. Masalah menjadi agak terpecahkan
apabila muncul keinginan untuk menciptakan lapangan usaha sendiri atau
berwiraswasta. Fakta memperlihatkan cukup banyak wiraswasta yang berhasil.
Meskipun demikian, wiraswasta pun bukanlah hal yang mudah.
b.
Untuk mendorong pengembangan usaha mandiri, usaha kecil dan usaha
keluarga, perlu menyalurkan dana melalui bank seperti BPR dengan tingkat bunga
di bawah 15% per tahun.
c.
Untuk membantu usaha keluarga miskin, perlu menyediakan dana pinjaman
dengan tingkat bunga cukup menutupi biaya adminstrasi bank, misalnya 7%, yang
dapat diperoleh tanpa agunan.
d.
Bantuan kepada keluarga miskin seperti beras untuk si miskin (raskin)
sedapat mungkin diganti menjadi penciptaan
kesempatan kerja.
e.
Sejumlah dana bergulir disediakan dan disalurkan untuk usaha-usaha
keluarga di sektor informal sehingga dapat menambah penghasilan mereka.
f.
Program
Pendidikan dan Pelatihan Kerja
Pengangguran
terutama disebabkan oleh masalah tenaga kerja yang tidak terampil dan ahli.
Perusahaan lebih menyukai calon pegawai yang sudah memiliki keterampilan atau
keahlian tertentu. Masalah tersebut amat relevan di negara kita mengingat
sejumlah penganggur adalah orang yang belum memiliki keterampilan atau keahlian
tertentu. Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu digalakan lembaga yang
mendidik tenaga kerja menjadi siap pakai. Yang paling penting dalam pendidikan
dan pelatihan kerja itu adalah kesesuaian program dengan kualifikasi yang
dituntut oleh kebanyakan perusahaan.
BAB IV
KESIMPULAN
DAN SARAN
KESIMPULAN
Pengangguran umumnya disebabkan karena
jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang
mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian
karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan
berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah
sosial lainnya.
Ketiadaan pendapatan menyebabkan
penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya
tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga
dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya.
Tingkat pengangguran yang terlalu
tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik, keamanan dan sosial sehingga
mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah
menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara.
Rekomendasi
Memulihkan kondisi pengangguran di Indonesia tentulah tidak semudah membalikan telapak tangan. Karena itu diperlukan kerjasama dari seluruh elemen masyarakat dan pemerintah. Solusi paling mudah untuk mengatasi hal ini adalah dengan menciptakan lapangan usaha sendiri dan tidak mengharap yang muluk-muluk menjadi seorang karyawan suatu perusahaan dengan gaji yang besar.
Cara lain adalah
dengan menetapkan kebijakan baru yang mempersempit kesempatan para pemilik
perusahaan untuk mem-PHK karyawannya.
SARAN
Jadi untuk mengurangi pengangguran kita bisa mendorong
para pengganggur untuk berwiraswasta seperti ukm, usaha keluarga dll serta
memaksimalkan progam pendidikan dan pelatihan kerja. Tak luput pula pemerintah harus memberikan
bantuan seperti peminjaman modal kepada masyarakat untuk membuka usaha mandiri
maupun kecil kecilan. Dalam memulai berwiraswasta hilangkanlah rasa malas, rasa
takut rugi intinya kita harus fokus dengan usaha yang akan kita tekuni. Jangan
jadi orang yang suka di gaji tetapi jadilah orang yang suka menggaji
DAFTAR
PUSTAKA.
Ø Ritonga,MT dkk. 2007. Ekonomi Untuk SMA kelas XI.
Jakarta : PT Phibeta Aneka Gama
Ø
Prof.
Dr. Payaman J. Simanjuntak, dalam
artikelnya “ Pemerintah Baru; Isu Ketenagakerjaan yang Mendesak “ , Media
Indonesia Online, 20 Oktober 2004.
Ø
http://www.datastatistik-indonesia.com/content/view/804/804/1/4/
Ø
Koran KOMPAS tanggal 21 Februari 2010
Ø
http://72.14.235.132/search?q=cache:Cd1seoMYF7kJ:murti.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/10303/PENGANGGURAN%2BDAN%2BKEMISKINANok.doc+pengangguran&cd=6&hl=id&ct=clnk&gl=id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar